hari ini aku belajar tentang makna dari sebuah kehilangan.
kendaraan yang baru kami pelihara selama beberapa bulan itu hilang seakan dalam sekejap,
kendaraan beroda dua yang biasa memudahkan suamiku berangkat dan pulang kerja dengan praktis itu hilang,
si kuda besi berwarna biru yang biasa mengantarkan kami menemui keempat orangtua dan kakak adik-adk kami, akhirnya harus kami relakan pergi
meski sekian jejak romantisme telah ia tinggalkan antara aku dan suamiku diatas pangkuannya
sempat terbersit sedih, bukan karna nominalnya, karena suamikupun mendapakannya atas hadiah,
tapi aku sedih karena nya, sang suamiku....
ia yang setelah sekian bulan akhirnya memberanikan diri menghadang jalan raya dengan motor yang akhirnya mau ia pakai
ia yang begitu antusias menantarkanku ke 'mana pun' yang aku inginkan, bersamanya..
dan kini semua seakan sirna sekejap...
namun kemudian seorang teman mengingatkanku akan UMUR..
bahwa tak hanya manusia yang punya jatah dalam umur,
karena ternyata segala yang tengah kita pakai pun telah tertanda akan jatah usianya,
seumpama segala yang berhembus dari ketentuan Illahi
dan
bahwa segala sesuatu yang kita miliki, hakikatnya tak pernah menjadi milik kita seutuhnya dalam keabadian,
bahwa apa yang kita rasakan, apa yang kita pakai bisa jadi akan lepas dari pandangan kita,
segera atau nanti..
maka aku masih, dan ingin terus bersyukur
akan hadirmu yang menguatkan pondasiku, duhai suamiku sayang,
yang meski harus menerima kehilangan barang yang kita kenal berharga,
tapi kemudian engkau mengingatkan aku akan apa yang tak sebanding harganya,
pada yang paling bernilai,
maka ijinkan aku membandingkanmu
untuk segala yang telah berlalu
untuk keberagaman yang tak layak hinggap diatas bayang
karena utuhmu adalah nilai sejati yang tak terganti
semoga aku tak akan pernah kehilanganmu
di dunia dan akhirat nanti,
insyAllah..
semoga cinta dan kesabaran selalu menemani kita,
meski rizqi datang dan menghinggap pergi...
(5.26 pm, catatan perjalanan bgr-jkt-bgr)
No comments:
Post a Comment